Ketika kecil mungkin kalian pernah diajak ibu memasak di dapur, atau diajak ayah memperbaiki suatu perkakas. Sebenarnya kehadiran kita saat itu tidak memengaruhi hasil, masakan akan tetap bisa dihidangkan tepat waktu dan perkakas akan tetap selesai diperbaiki meski tanpa adanya kita. Tapi kira-kira mengapa kita saat itu dilibatkan ?
Apa yang dilakukan orang tua kita tersebut di ranah manajemen disebut shadowing, yaitu memberikan pengalaman kepada karyawan untuk mengetahui sebuah proses kerja di luar tanggung jawabnya. Contohnya seorang manajer HR yang mengajak stafnya menghadiri rapat jajaran manajer. Dalam forum tersebut keberadaan si staf sebenarnya tidaklah penting, dia tidak memiliki hak berpendapat. Tapi si staf tadi dapat merasakan suasana rapat dan dapat mengobservasi bagaimana berjalannya rapat level manajer. Secara tidak langsung si staf memperoleh gambaran lebih luas tentang kondisi bisnis, pergerakan divisi lain, dll.
Nah, berikut beberapa hal yang perlu diketahui dari proses shadowing dalam suatu organisasi :
- Pihak yang terlibat
Ada dua pihak yang terlibat di sini, yaitu host dan visitor. Host adalah pihak yang mempersilahkan visitor untuk melihat dan merasakan secara langsung bagaimana keseharian pekerjaannya. - Pengalaman lebih banyak
Dibandingkan penjelasan di kelas, pembelajaran yang didapatkan lewat shadowing lebih banyak. Ibarat sama-sama menjelaskan tentang K3 tambang, akan beda ketika hanya dijelaskan di kelas dengan diajak keliling tambang sambil menjelaskan aturan safety yang berlaku serta alasan dibalik aturan tersebut. - Membantu memahami sistem kerja secara holistik
Sering kali kita jumpai seorang karyawan MT diputar di berbagai posisi, bulan pertama di bagian finance, bulan berikutnya di HR, dst. Tujuannya tak lain adalah supaya si MT mendapat gambaran holistik sistem kerja di organisasi. Sehingga ketika sudah mendapat jabatan cukup strategis si MT ini dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan pemahamannya pada kebutuhan organisasi. - Dapat merasakan vibes
Si visitor bisa merasakan langsung bagaimana suasana yang terjadi. Seperti si staf HR yang ikut rapat manajernya, meski dia tidak memiliki hak berpendapat tapi dia bisa merasakan bagaimana ketegangan dan dialektika selama berlangsungnya rapat. Hal ini sangat bermanfaat ketika nanti dirinya berada pada posisi manajer. (Lw)
Leave a Reply