Bisa mengembangkan kapasitas dan menapaki tangga kepemimpinan adalah mimpi kebanyakan pegawai dalam meniti karir di sebuah organisasi. Maka tidak heran banyak dari mereka merasa jenuh ketika karirnya dirasa mentok. Ketika hal ini terjadi pilihannya adalah tetap bertahan sambil terus berharap, atau resign untuk mencari peluang di tempat lain.
Nulab Developer melakukan riset pada 1,003 pegawai yang menduduki jabatan dari supervisor, manajer, sampai eksekutif puncak terkait jenjang karir kepemimpinan yang mereka dapat. Ada beberapa kesimpulan yang didapat dari riset tersebut, sebagai berikut:
1. Kepemimpinan adalah skill bukan trait
Dari semua partisipan, 71 % meyakini bahwa kepemimpinan adalah keterampilan yang bisa dipelajari dan diajarkan. Hal ini mematahkan mitos bahwa kepemimpinan adalah bawaan lahir (trait), atau hanya orang dari garis keturunan tertentu yang memiliki keistimewaan untuk bisa menjadi pemimpin. Dengan kata lain, semua orang bisa mengembangkan kapasitas kepemimpinannya.
2. Promosi pertama dari dalam
Mayoritas partisipan (63%) mendapatkan promosi kepemimpinan dari dalam perusahaan. Rata-rata mereka mendapatkan promosi setelah 3 tahun bekerja. Mereka bisa ‘ naik jabatan ‘ karena dipromosikan oleh atasan atau orang-orang di dalam tim. Pada akhirnya internal tempat mereka bekerjalah yang membukakan peluang hingga bisa menaiki tangga kepemimpinan.
3. Sikap adalah Penentu
Alasan seseorang mendapat promosi sangat bergantung pada sikap mereka. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa lingkungan menentukan terbukanya menapaki jenjang kepemimpinan, di sini sikap yang kita tunjukkan sehari-hari yang membuat orang-orang di sekitar percaya, seperti bagaimana saat berhadapan dengan masalah, bagaimana menyelesaikan konflik, dll.
4. Lain-lain
Ada dua hal lain yang turut mendukung terbukanya tangga kepemimpinan dalam organisasi, yaitu kemampuan bekerja sama dan pengalaman di bidang tersebut. Ketika kita menjadi public enemy (banyak orang tidak suka) tentu sulit untuk mendapat promosi jabatan, seahli apapun dalam bidang yang kita geluti. Kepemimpinan adalah soal menggerakkan, sehingga kemampuan kerja sama turut menjadi penentu. Namun bisa bekerja sama tanpa ditunjang dengan pengalaman dan keahlian teknis juga tidak akan maksimal. Akan sangat lucu kalau seorang manajer keuangan tidak memiliki keahlian dalam hal pembukuan bukan?
Referensi: Inc.com
Leave a Reply