Dari waktu ke waktu peran pemimpin puncak, CEO, suatu bisnis semakin bergeser menyesuaikan tuntutan zaman. Pada tahun 2020, ketika dunia dilanda pendemi pergeseran tersebut cukup nyata, bahwa kepemimpinan tidak hanya dilihat dari faktor profit semata namun juga pada tujuan yang akan dicapai. Menyadari hal ini word economic forum (WEF) dan Acenture mengembangkan kerangka kepemimpinan yang lebih bertanggung jawab. Berikut lima prinsip kepemimpinan yang disampaikan dalam WEF’s Young Global Leaders Summit:
Mertimbangkan para stake holder
Dalam membuat keputusan CEO tidak hanya mementingkan segelintir pihak saja, dia perlu memperhatikan semua pihak yang akan terkena dapak dari keputusan tersebut. Mereka adalah karyawan, mitra bisnis, klien, dan juga masyarakat umum.
Merangkul emosi
Emosi memengaruhi manusia dalam mengambil keputusan, belajar, cara berkomunikasi dan bagaimana terhubung dengan Pemimpin yang bertanggung jawab perlu memaksimalkan fungsi intelektual (IQ) dan emosional (EQ) dalam menjalankan perannya. Ini mengarah pada memimpin dengan empati, yaitu melihat karyawan sebagai manusia yang memiliki emosi sebelum melihat mereka sebagai seorang profesional. Terutama saat krisis melanda, pahami kekhawatiran dan faktor apa saja yang akan membuat mereka merasa cemas. Kepemimpinan efektif akan tercipta ketika mengedepankan kemanusiaan.
Menjadikan misi sebagai kompas
Misi tidak boleh hanya menjadi penghias halaman website saja, dalam mengambil keputusan perlu mengacu pada misi yang sudah digariskan oleh perusahaan. Bahkan ketika ada peluang investasi yang menjanjikan, jika tidak sesuai dengan misi sebaiknya tidak asal diambil. Misi seperti kompas yang menuntun CEO dalam memajukan organisasi.
Prioritas pada kebermanfaatan teknologi
Dalam era digital kemajuan sebauh perusahaan turut ditentukan pada kemampuannya memanfaatkan teknologi. Apalagi selama pendemi kali ini proses interaksi, pembelajaran, dan bekerja hampir semuanya bergantung pada platform online. Perlu diketahui juga bahwa membabi buta dalam teknologi tidak selamanya menguntungkan. Perlu dipertimbangkan siapa pengguna, apa dampaknya, serta faktor resikonnya. Saat ini teknologi memang bisa melakukan apa saja, namun hanya teknologi yang berhasil membawa perubahan adalah yang dapat mengakomodasi emosi manusia
Memperluas wawasan secara berkelanjutan
Sebagai pemimpin harus disadari bahwa kita perlu berkomitmen untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Semakin luas wawasan semakin banyak perspektif yang bisa digunkan dalam membuat satu keputusan.
Referensi: Inc.com
Leave a Reply