Seorang pemimpin yang visioner (visionary leader) secara umum dianggap sebagai kunci keberhasilan perubahan strategis sebuah perusahaan. Anggapan ini tidak salah namun tidak sepenuhnya benar, karena seorang pemimpin visioner biasanya tidak hanya cakap dalam mengarahkan sebuah perubahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Murat Tarakci, associate profesor at Rotterdam School of Management, ternyata tidak selamanya perusahaan yang dipimpin oleh pemimpin visioner akan selalu berhasil, tidak sedikit juga perusahaan yang mengalami kemunduran meski dipimpin seorang yang terkenal visioner.
Ketika menyebut pemimpin visioner sosok seperti Steve Jobs, Walt Disney, Jack Ma, dan Jack Welch adalah beberapa nama yang bisa disebut. Di dalam negeri kita juga punya tokoh pemimpin seperti Jonan, Dahlan Iskan dan Susi Pujiastuti yang masing-masing pernah membawa perubahan besar di perusahaan yang mereka pimpin.
Jack Welch, CEO General Electric (GE) era 80-an sampai akhir 90-an adalah pemimpin visioner di eranya. Pada awal kepemimpinannya GE melakukan restrukturisasi besar-besaran. Salah satu akibat dari proses perubahan tersebut banyak anak perusahaan yang dilepas dan banyak karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja. Visi yang dibawa saat itu membuat GE seramping mungkin, namun bisa menghasilkan profit yang lebih besar. Meski pada awal banyak mendapat penolakan, namun pada akhirnya visi yang dibawa san CEO terbukti berhasil.
Pemimpin visioner seperti pisau bermata dua, satu sisi bisa membawa perusahaan maju begitu pesat, dan di sisi lain bisa membawa perusahaan gagal dengan cepat. Apa penyebabnya, ternyata peran pemimpin level manajer turut menentukan keberhasilan. Manajer adalah orang yang berhubungan langsung dengan staf yang ada di bawah.
Ketika strategi yang dibawa pemimpin bisa diterjemahkan dengan baik oleh para manajer maka kemajuan perusahaan tinggal menunggu waktu. Namun ketika strategi tidak bisa selaras dari antara dewan direksi dan para manajer, maka kegagalan sudah menanti di depan mata.
Banyak perusahaan sudah berinvestasi besar untuk pengembangan kepemimpinan di dalam, namun terkadang hal tersebut belum diiringi proses penyelarasan strategi organisasi. Akibatnya visi yang dibawa pemimpin puncak tidak bisa dengan mudah diterjemahkan oleh pemimpin menengah. Jadi keberhasilan perubahan di suatu perusahaan selain ditentukan oleh kecakapan dan visi CEO juga sangat bergantung pada peran pemimpin level manajer ke bawah.
Referensi: HBR.org
Leave a Reply