Iphone terbaru baru saja diluncurkan, dan seperti biasa banyak orang rela mengantri untuk mendapatkan gadget canggih tersebut. Apple dengan berbagai produk inovatifnya sampai kini masih begitu lekat dengan sosok Steve Job, meski sang pendiri sudah lama tiada. Terlihat begitu sukses dengan perusahaan yang dia besarkan, ternyata Steve Jobs juga pernah mengalami serangkaian kegagalan. Dia pernah dipecat dari Apple pada usia 30 tahun, selain itu produk yang dia kenalkan ke publik pernah juga gagal, seperti The Apple Lisa, Macintosh TV, dan The Apple III.
Ada banyak pembelajaran yang bisa dipetik dari kisah hidup Steve Jobs. Salah satunya adalah tentang keberanian dalam kegagalan. Kegagalan adalah jalan yang akan mengantarkan pada kesuksesan di masa yang akan datang. Kegagalan adalah sebuah keniscayaan, keberanian dalam mengambil langkah meski peluang gagal ada di depan mata adalah yang membedakan pemimpi dan meraka yang akan berhasil.
Dalam salah satu wawancara yang dilakukan pada tahun 1994 Steve mengatakan bahwa kita harus berani menghadapi kegagalan, harus rela jatuh dan mengalami penderitaan. Jika kita takut akan kegagalan selamanya kita tidak akan pernah mencapai keberhasilan besar, katanya.
Rasa takut pada kegagalan bisa menjadi penghalang untuk melangkah lebih jauh. Rasa takut adalah penyebab utama kita berhenti bereksperimen dalam mewujudkan ide-ide dan mencoba hal-hal baru. Prokastinasi, penundaan, juga termasuk akibat dari rasa takut tersebut. Sebenarnya sudah tahu apa yang seharusnya dilakukan namun karena adanya ketakutan membuat menunda menjadi pilihan. Rasa takut yang tidak terkendali menyebabkan penilaian pada diri menjadi rendah, berujung pada rasa percaya diri yang rendah.
Kegagalan adalah soal perspektif, kegagalan bisa diartikan sebagai akhir dari segalanya, tapi juga bisa juga dilihat sebagai ladang pembelajaran yang kaya untuk memulai langkah baru. Jika pilihan kedua yang dipilih maka kegagalan adalah awal dari kebangkitan.
Cara paling efektif menghadapi kegagalan adalah dengan berani menerimanya, berani menghadapinya. Tapi bila belum cukup berani berhadapan dengan kegagalan dengan melakukan lompatan yang cukup besar, mulailah dengan mereduksi pikiran-pikiran negatif yang ada di kepala. Mulai dari hal kecil tersebut kita bisa terbebas dari asumsi-asumsi negatif yang menjadi penghalang untuk maju. Melawan pikiran negatif bisa membuat kita menjadi lebih baik dalam bertumbuh. NGU!
Leave a Reply